Tuesday, July 19, 2016

Sepucuk kalimat meminta iba dengan penuh dosa

“Mba, sepertinya skill menulis filmku masih kurang..”  dan ia mengangguk dengan mantap menjawab pernyataanku..

Ini kalimat pertama yang sebenarnya membuatku jatuh, tapi bukan karna skillnya, melainkan  pemikiran lain.. jauh lebih dalam..

saya merasa jauh dari film…
Bahkan dari tulis-menulis, tapi apa daya… untuk bertahan saya harus melaut dalam kata, melayang dalam jiwa, dan masih banyak lagi yang harus saya tempuh..

Pertanyaanya… apa saya bisa? Apa saya mampu?

Yang sekarang bisa saya jawab hanya diam, dan berfikir.


Apa saya bisa?!

Si Tukang Tulis Tanpa Rasa

Hari ini, saya duduk di salah satu toko ternama di Jakarta, melepas penat dari kerjaan yang ada..
Hmm..sekilas membicarakan masalah kerjaan, terbesit sebuah pikiran yang sempat singgah untuk beberapa jam dipikiran saya.

Apakah saya bisa menulis?

Lucu ketika mendengar kalimat itu, padahal saya bekerja sebagai penulis ,tapi saya tidak bisa menulis?! Apa bedanya saya dengan anak TK? Bahkan SLBpun mungkin lebih pintar dari pada saya dalam menulis.

Menulis bukanlah hanya menulis, butuh banyak lebih dari itu...
rasa, emosi, luka, jiwa dan pengalaman merupakan bumbu terbaik dalam menulis..

Jujur, ingin rasanya bisa seperti penulis lain…mampu menari-nari dengan kata, mampu mendomplang hati tanpa memaksa…
Ah, sedih rasanya..menjadi penulis tanpa rasa.

Beraharap yang tak kunjung datang

  #Berdamaidengandirisendiri Hari ini..izinin gue buat spamming ya guys hehe.. Jadi hari ini gw ulang tahun dan biasanya gue suka make a wis...